Laman

Jumat, 10 Desember 2010

CODE PASCA MERAPI







Jogja mulai sekitar jam 10 sudah diguyur hujan beserta angin. Air sudah tidak tertampung lagi di selokan, kemudian yang terlintas di benak saya “KALI CODE PIYE YO?”

Sekitar pukul 16.00 wib hujan sudah mulai reda dan pulang kerja saya ganti rute kepulangan saya melewati kali code, dan ternyata masih aman terkendali.

Sekilas kali code mirip dengan pantai, sungai cenderung bersih (bukan jernih) dari sampah, tepian sungai terdapat pasir. Kedalamannya pun hanya sekitar 0.5m. ini yang menyebabkab kali code rawan banjir pada musim penghujan seperti ini. Bahkan pada gambar diatas terlihat ketinggian air sebenarnya sudah lebih tinggi dai pada daratan yang ada. Terlihat sebelah kiri gambar terdapat gang yang sudah dilewati air yang cukup deras.

Mungkin sekitar 2-3 minggu yang lalu mesin pengeruk raksasa sudah di kerahkan untuk mengeruk pasir di kali code, namun hasilnya belum terlihat signifikan. Dipinggiran sungai masih terlihat tumpukan pasir yang masih tebal. Lihat pada gambar debit pasir yang sudah dikumpulkan, kalo hanya untu mengubur mesin pengeruh pasti tertutup.

Menurut saya bencana banjir pasca letusan gunung merapi cenderung lebih menyerang psokologi dari pada fisik. Setiap jogja karta diguyur hujan ketakutan dan kepanikan muncul dalam benak warga sekitar kali code, dan perasaan was was yang tidak kunjung henti.

Tidak ada yang bisa disalahkan dari semua bencana yang terjadi, namun bagaimana kita menyikapi masalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar